Kamis, 13 Mei 2010

TENTANG EGOIS



Pernah Saya ditanya seseorang, Apakah menurutmu, kamu Egois?, Saya jawab dengan lantang "Ya" saya adalah orang yang egois...

Saya tergelitik dengan percakapan di atas, dan saya akan berbagi sedikit tentang itu.
munafik, kalo ada orang bilang tidak memiliki rasa egois(he..he..-maaf bila bahasa terlalu kasar),

Ada 4 fakta tentang kehidupan yg harus kita camkan:
1.pada dasarnya kita semua adl egois (mementingkan diri sendiri).
2.Kita lebih tertarik pada diri sendiri dari pada tentang orang lain entah apapun itu.
3.setiap orang yang anda jumpai ingin merasa dirinya penting dan "mempunyai nilai" anda begitu juga kan?..
4.setiap orang sangat mengharapkan persetujuan orang lain,

dan menurut buku yg saya baca,The Art Of Dealing With People "les giblin" kita semua tu "lapar ego" dan hanya bila ego ini terpuaskan setidak2nya sebagian saja,barulah kita dapat melupakan diri sendiri,dan memberi perhatian pada sesuatu yg lain.dan "HANYA MEREKA YG SUDAH BELAJAR MENYUKAI DIRI SENDIRI YG BISA BERMURAH HATI DAN BERSAHABAT DENGAN ORANG LAIN"

dan kalo bicara tentang ego, ujung2 nya adalh bagaimana membina hubungan baik dengan orang lain, tanpa saling menyakiti ego masing2...

dan menurut buku yg saya baca di atas, kuncinya adalah" buatlah orang2 disekitar kita agar mereka merasa di hargai dan diterima".

bagaimana caranya...???





  • 1.berfikrlah bahwa orang lain itu penting.. jangan jd pribadi yg sombong yg merasa paling" wahhh"






  • 2.jadilah pendengar yang baik




  •   biarkanlah orang lain berbicara tentang diri mereka,dan ketika anda berbicara dengan orang lain singkirkan tiga kata ini dari kosa kata anda:"saya,aku,milikku"  dengan kata "ANDA" karena ketika kita berbincang2 kebanyakan orang lebih tertarik pada dirinya sendiri. (sedikit berkorban sehh...WALAUPUN sebenarnya kita jg  punya sesuatu yg wah yg ingin kita pamerkan ke lawan bicara kita, tapi kan disini posisi kita sedang belajar jd pendengar yg baek) xixixi.... prakteknya tentu susah. oya sampe lupa, ketika kita mendengarkan orang lain,tataplah wajah nya, jangan pernah memotong atau menyela.emmm... cukup mudah bukan..



  • 3.pujilah orang lain dengan pujian yg tulus






  • 4.tahu kapan harus mengoreksi/mengkritik orang lain,




  •   BELAJAR dari kejadian rekan saya, beberapa minggu yg lalu, ada sedikit mslh.. dan mslh itu memanas ketika salah satunya mempostingkan mslh ini di facebook, memang mnurut saya sih ga ada yg bener, Dan  salah satu dr mereka, entah itu mengkritik, mengoreksi,menggurui, ataukah memberi masukan, tp yang jelas cara dia mengkritik, yaitu distatus FB yg pastinya dibaca banyak orang (karena waktu itu pstingannya lumayan banyak yg koment) Adalah sebuah kesalahan fatal, justru dengan cara seperti itu malah akan membuat orang yg kita koreksi akan semakin merasa tidak pernah punya salah dan akan berusaha menyelamatkan egonya... dan walaupun kita benar kesannya justru kita seperti menggurui..(peace.. ini hanya study kasus ea... saya harap ga ada yg tersinggung.. kalo ada, saya minta maaf, kita saling mengoreksi aja oke..oke.. xixixi...)
    inilah pentingnya seni membina hubungan dengan orang lain...

    terakhir,,
    Karena sifat dasar manusia itu adalah egois,langkah pertama untuk meningkatkan
     ketrampilan Anda dalam menjalin relasi manusiawi yang berhasil adalah memahami orang dan kodrat manusia dgn tepat.
    dan Mempelajari seni membina hubungan dengan orang lain."The Art Of Dealing with People"

    "Selamat mencoba"


    Kata bijak (from 48 ): "apabila engkau sedang baik terhadap seseorang janganlah engkau berlebihan karena boleh jadi ia akan menjadi musuhmu dikemudian hari,,
    dan apabila engkau membenci seseorang, janganlah kau pengaruhi orang lain di sekitarmu
    untuk ikut membencinya...."

    apabila dalam catatan ini ada yg merasa tersungging eh,,,, maap tersinggung, maaf ya...
    semoga ini bermanfaat untuk rekan2 smua..

    SALAM SEMANGAT!!!


    Jumat, 07 Mei 2010

    Ciri Kedewasaan

    Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

    Semoga Allah yang Mengenggam langit dan bumi, membuka pintu hati kita
    semua agar dapat memahami hikmah dibalik kejadian apapun yang menimpa
    dan semoga Allah membimbing kita untuk bisa menyikapi kejadian apapun
    dengan sikap terbaik kita.

    Saudaraku yang baik, ciri khas umat Dewasa diawali dengan Diam Aktif
    yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam berkomentar. Orang yang
    memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam
    mengendalikan lisannya, seorang anak kecil, saudaraku apa yang dia
    lihat biasanya selalu dikomentari.

    Orang tua yang kurang dewasa mulutnya sangat sering berbunyi, semua
    hal dikomentari.,ketika dia melihat sesuatu langsung dipastikan akan
    dikomentari, ketika menonton televisi misalnya ; komentar dia akan
    mengalahkan suara dari televisi yang dia tonton . Penonton tv yang
    dewasa itu senantiasa bertafakur, acara yang dia tonton senantiasa
    direnungkan (tentunya acara yang bermanfaat) dan memohon dibukakan
    pintu hikmah kepada Allah, Subhanalloh.

    Ketika menyaksikan demonstrasi dia bertafakur.. 'beginilah kalau
    negara belum matang, setiap waktu demo, kata-kata yang dikeluarkan
    jauh dari kearifan-ternyata sangat mudah menghina, mencaci, dan
    memaki itu' Seseorang yang pribadinya matang dan dewasa bisa dilihat
    dari

    komentar-komentarnya,makin terkendali Insya Allah akan semakin
    matang. Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari Empati. Anak-
    anak biasanya belum dapat meraba perasaan orang lain, orang yang
    bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain
    berarti belum dapat disebut dewasa.

    Kedewasan seseorang dapat dilihat dari keberanian melihat dan
    merabaperasaan orang lain. Seorang ibu yang dewasa dan bijaksana
    dapat dilihat dari sikap terhadap pembantunya yaitu tidak semena-mena
    menyuruh, walaupun sudah merasa menggajinya tetapi bukan berarti
    berkuasa,bukankah di kantor ketika lembur pasti ingin dibayar
    overtime ? tetapi pembantu lembur tidak ada overtime ? semakin orang
    hanya mementingkan perasaannya saja maka akan semakin tidak
    bijaksana.

    Semakin orang bisa meraba penderitaan orang lain Insya Allah akan
    semakin bijak. Percayalah tidak akan bijaksana orang yang hidupnya
    hanya memikirkan perasaannya sendiri. Orang yang dewasa, cirinya hati-
    hati (Wara'), dalam bertindak. Orang yang dewasa benar-benar
    berhitung tidak hanya dari benda, tapi dari waktu ; tiap detik, tiap
    tutur kata, dia tidak mau jika harus menanggung karena salah dalam
    mengambil sikap. Anak-anak atau remaja biasanya sangat tidak hati-
    hati dalam bercakap dan mengambil keputusan. Orang yang bersikap atau
    memiliki kepribadian dewasa (wara') dapat dilihat dalam kehati-hatian
    memilih kata, mengambil keputusan,mengambil sikap, karena orang yang
    tidak dewasa cenderung untuk bersikap ceroboh.

    Orang yang dewasa terlihat dalam kesabarannya (sabar), kita ambil
    contoh ; didalam rumah seorang ibu mempunyai 3 orang anak, yang satu
    menangis, kemudian yang lainnya pun ikut menangis sehingga lama-
    kelamaan menjadi empat orang yang menangis , mengapa ? karena
    ternyata ibunya menangis pula. Ciri orang yang dewasa adalah sabar,
    dalam situasi sesulit apapun lebih tenang, mantap, stabil, Amanah dan
    bertanggung jawab.
    Wallahu'alam bish showab (am)